Selasa, 17 Agustus 2021

Semringahnya Puluhan Difabel Saat Divaksin COVID-19

Jombang

 Puluhan penyandang disabilitas di Jombang akhirnya menerima vaksin COVID-19. Mereka semakin semringah karena mendapatkan sembako dan vitamin setelah disuntik vaksin dosis pertama.

Vaksinasi terhadap puluhan difabel yang digelar di kantor Satlantas dipantau langsung Kapolres Jombang AKBP Agung Setyo Nugroho. Bersama anak buahnya, Agung juga membantu mendorong kursi roda para difabel dari pintu gerbang ke tenda vaksinasi.

Polisi mengajak para penyandang disabilitas untuk menggelorakan semangat merah putih melawan pandemi COVID-19. Yakni dengan mengibarkan bendera merah putih mini menuju Gerai Vaksin Merdeka Semeru.

"Hari ini kami melaksanakan vaksinasi terhadap 50 orang saudara-saudara kita penyandang disabilitas," kata Agung kepada wartawan, Selasa (10/8/2021).

Tidak hanya vaksin Corona dosis pertama, Polres Jombang juga memberi para difabel bantuan sosial. Masing-masing bingkisan berisi beras 5 Kg, biskuit, vitamin, masker dan hand sanitizer.

Agung menjelaskan, vaksinasi COVID-19 terhadap puluhan difabel menjadi bagian upaya Polres Jombang membantu pemerintah mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) di Kota Santri.

"Semoga vaksinasi ini berjalan dengan baik dan lancar. Begitupun juga bantuan yang kami berikan dapat bermanfaat bagi mereka dan keluarganya," terangnya.

Vaksinasi COVID-19 ternyata membuat senang para penyandang disabilitas. Mereka merasa mendapatkan perhatian dari pemerintah di tengah pandemi Corona yang belum berakhir.

Seperti yang dikatakan Muhammad Suliono (47), salah satu difabel penerima vaksin Corona. Dia menilai vaksinasi salah satu cara untuk mencegah terinfeksi COVID-19.

"Harapannya semoga tidak sampai terpapar dan bisa menghadapi wabah ini. Bagi teman-teman disabilitas yang belum divaksin supaya segera mengikuti vaksinasi agar terbentuk herd immunity. Vaksin ini halal dan aman," tandasnya.


Tulungagung

Puluhan penyandang disabilitas di Tulungagung mulai vaksinasi COVID-19. Berbeda dengan agenda vaksin pada umumnya, program ini membutuhkan peran tambahan dari penerjemah bahasa isyarat.

Sejak dimulainya kegiatan vaksin merdeka di halaman Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) SIM Tulungagung, Gayatri tampak sibuk mendampingi para penyandang disabilitas, khususnya tuna rungu.

Di meja screening misalnya, ia menjadi penghubung komunikasi antara peserta vaksin tuna rungu dengan tim medis. Komunikasi tiga arah sangat diperlukan, lantaran peserta vaksin tidak bisa memahami jika hanya dijelaskan dengan bahasa lisan.

"Tugas saya menyampaikan informasi yang di sini (tenaga kesehatan) kepada teman-teman tuna rungu. Kadang yang disampaikan orang dengar kurang sampai pada teman tuli," kata Gayatri

Dalam komunikasi tersebut, Gayatri juga harus menyederhanakan ucapan dari tenaga medis agar lebih mudah dipahami oleh peserta vaksin. Termasuk saat dilakukan screening riwayat penyakit hingga keluhan yang dirasakan saat ini.

"Alhamdulillah tadi berjalan dengan lancar, para peserta vaksin juga jujur menyampaikan kondisinya," imbuh Gayatri.

Kanit Registrasi dan Identifikasi (KRI) Satlantas Polres Tulungagung Iptu Safiq Jundhira, mengakui peran penerjemah sangat penting untuk membantu kelancaran vaksinasi mulai tahap awal hingga akhir. Terlebih peserta vaksin sebagian besar adalah tuna rungu.

"Penerjemah ini untuk menjembatani komunikasi, khususnya penyandang tuna rungu. Kalau yang lain masih bisa dibantu oleh panitia, seperti tuna netra, cacat tubuh dan lainnya," kata Safiq.

Pihaknya mengakui tidak semua orang bisa berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Sehingga kehadiran Gayatri cukup memberikan manfaat pada program tersebut.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bagian Sumberdaya (Sumda) Polres Tulungagung Kompol Cipto mengatakan program vaksinasi penyandang disabilitas yang difasilitasi oleh polisi tersebut diikuti oleh 55 peserta.

"Tapi dari screening hanya 42 orang yang lolos untuk divaksin. Yang lain harus ditunda dulu," kata Kompol Cipto.

Peserta yang gagal vaksin itu diakibatkan oleh berapa persoalan. Di antaranya sakit, tekanan darah naik hingga takut.

"Tapi alhamdulillah secara umum vaksinasi ini berjalan lancar," kata Cipto.

Dari data di dinas sosial setempat, jumlah penyandang disabilitas di Tulungagung mencapai 593 orang. Mulai dari tuna rungu, tuna daksa, tuna netra hingga tuna grahita. Dari jumlah itu belum ada separuh yang tervaksinasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar