Minggu, 10 April 2011

Proyek Mewah Terminal Purabaya Terbengkalai


Meski revitalisasi gedung baru di Terminal Purabaya sebagian besar tuntas, namun hingga saat ini penyerahan operasional gedung itu kepada Pemkot Surabaya belum pasti.
Kondisi gedung baru ini ‘terbengkalai’ meski sarana prasarana sudah siap untuk dioperasionalkan segera. Selain aroma pesing di sekitar proyek senilai sekitar Rp 20 miliar itu, tampak pula ada kaca pecah di gedung ruang tunggu.
Dari pantauan Surya di Terminal Bungurasih sejak Sabtu (9/4) sekitar pukul 20.00 WIB, tampak beberapa pedagang asongan melepas lelah dengan tidur-tiduran di depan pintu masuk gedung baru itu.
Tiga orang penumpang juga memilih beristirahat di situ sembari berbincang. Mereka terlihat santai di tengah gelapnya area di gedung baru itu.
Tak hanya penumpang dan pedagang asongan yang memanfaatkan gedung baru itu untuk beristirahat, Surya juga memergoki ada seorang pemuda mengenakan jaket cokelat mengendap-endap di salah satu gate (tangga menuju pemberhentian bus) pada gedung baru. Tak berapa lama, di salah satu tiang gate tersebut, pemuda itu menuntaskan hajatnya, kencing di bangunan anyar itu. Tak pelak, aroma pesing tercium merebak di sekitar tiang gate.
Meski di tiap sudut bangunan sudah terpasang lampu-lampu, kondisi sekitar gedung baru itu terlihat gelap, tak satu pun lampu yang dinyalakan. Sementara bangku bagi penumpang pun sudah terpasang rapi di bagian ruang tunggu dalam gedung baru tersebut. Lantai dari keramik juga terlihat cemerlang. Bahkan, rambu-rambu jalan di dekat area keberangkatan bus juga sudah terpasang.
Ini berbeda dengan kondisi area keberangkatan bus di sebelahnya yang sudah lama digunakan. Kawasan itu lebih terang dan ramai penumpang.
Menurut salah seorang penumpang, Eko Prianto (30), gedung baru ini sebenarnya sudah layak untuk dioperasikan. Namun, pihaknya mengaku heran, meski sarana dan prasarana sudah lengkap, tapi bus masih memanfaatkan terminal lama.
Maka dari itu, belum jelasnya pengoperasian gedung baru malah dimanfaatkan orang untuk tidur-tiduran di situ. Yang cukup memprihatinkan, kaca gedung juga ada yang pecah. “Gedung ini juga terlihat gelap, meski sudah ada lampunya. Makanya, saya sih berharap segera dioperasikan,” kata pekerja yang kerap pulang ke rumahnya di Probolinggo pada akhir pekan.
Hal serupa juga diutarakan Aprililia Darwin (29). Perempuan yang kos di sekitar Ngagel ini juga berharap Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya segera mengoperasikan gedung baru ini, sehingga sarana yang ada tak sia-sia.
“Sayang kan, sudah bagus-bagus tapi malah dipakai untuk tidur-tiduran. Selain itu, belum dioperasikan, kaca sudah ada yang pecah,” tegasnya.
Dia juga melihat, kondisi gedung itu juga gelap, padahal lampu-lampu telah terpasang. Jika Dishub Surabaya memang serius untuk segera mengoperasikannya, maka lampu-lampu itu perlu dinyalakan, terutama ketika malam hari. Dia khawatir, dengan kondisi gedung yang gelap, maka nantinya bisa dimanfaatkan orang untuk berbuat asusila. “Makanya, pemantauan juga harus selalu intensif,” pungkasnya.
Pembangunan gedung ini dilakukan dua tahap. Pada tahap I yang telah selesai ini, pembangunannya dilakukan pada ruang tunggu dan bridge connection yakni penghubung antara ruang tunggu dan jalur keberangkatan bus.
Ruang tunggu yang terdiri atas 2 lantai ini juga akan dilengkapi dengan hall dan lobby yang luas. Lalu untuk tahap II, yaitu proses pembangunan bridge (jembatan penghubung ruang tunggu – jalur keberangkatan bus malam) dan gate di ruas jalur pemberangkatan bus AKAP.
Beroperasi Pertengahan Tahun Ini
Belum jelasnya pengoperasian gedung baru ini rupanya ditampik Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya. Penyerahan operasi gedung itu dipastikan pada pertengahan tahun ini, setelah pembangunan tiga gate tuntas.
Kabid Sarana dan Prasarana Dishub Surabaya, Irvan Wahyudrajad menjelaskan, hingga tahun ini, pihaknya memang sudah menyelesaikan sebagian besar pembangunan gedung, dimana semua dana dari APBN itu. Tahun ini, rencananya sekitar Rp 7 miliar dikucurkan untuk kelanjutan pembangunan gedung, yakni tambahan tiga jalur Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) dan 16 jalur Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP). “Untuk tahun ini prioritas pada gate keberangkatan penumpang,” jelasnya kepada Surya, Minggu (10/4).
Hingga saat ini, selain ruang tunggu penumpang, pembangunan sudah melingkupi tujuh gate AKAP, dari rencana 10 gate. Sebenarnya, setelah pembangunan tujuh gate itu, pemerintah pusat telah berancang-ancang untuk segera menyerahkan pengoperasian gedung baru pada Pemkot Surabaya. Namun, adanya permintaan dari Perusahaan Otobus (PO) bahwa pembangunan gate harus dituntaskan, pengoperasian gedung tertunda. “Kalau hanya tujuh gate yang dioperasikan dulu, dikhawatirkan penumpang akan semrawut, karena jumlah penumpang yang menggunakan bus AKAP cukup banyak. Makanya, diperkirakan pertengahan tahun gedung baru itu akan beroperasi,” tegasnya.
Disinggung tentang adanya penumpang dan pedagang asongan yang memanfaatkan gedung baru untuk tidur-tiduran, pihaknya sebenarnya telah sering melarang. “Sudah sering dilakukan. Makanya, nanti sebelum gedung itu beroperasi, kami juga akan menambah CCTV di dalam gedung, untuk memantau aktivitas penumpang,” ujarnya.
Demikian pula dengan adanya orang yang kencing di sekitar gate, pihaknya sebenarnya intensif menggunakan tenaga kebersihan untuk membersihkan sampah dan melarang buang air kecil sembarangan.
Soal kaca pecah di salah satu bagian gedung, pihaknya memang mengakuinya. Namun, untuk perbaikan kaca yang pecah, itu merupakan kewajiban rekanan yang membangun gedung tersebut. Sesuai perjanjian yang ada, maka sekitar enam bulan setelah gedung selesai, jika ada yang rusak maka perbaikan diserahkan kontraktor itu. “Itu tanggung jawab rekanan, termasuk kaca yang pecah,” tukasnya.
Kepala UPTD Terminal Purabaya, May Ronald sebelumnya menjelaskan, sejak dimulainya proyek revitalisasi terminal pada akhir 2009 lalu, proses pembangunan dilakukan secara bertahap.
“Ini memang proyek dari pemerintah pusat, dananya dikucurkan secara multiyears. Setelah pembangunan hampir selesai dan pemasangan rambu, maka kami menunggu tindak lanjut pemerintah pusat untuk operasional,” ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar