Senin, 20 Mei 2013

Kawasan Industri Baru Banyak Dilirik Calon Investor

MOJOKERTO – Upaya Bupati Mojokerto, H Mustofa Kamal Pasa (MKP), SE membuka kawasan industri baru di utara Sungai Brantas mulai menujukkan hasil. Para calon investor mulai berdatangan, baik lokal maupun asing, melirik kawasan industri baru di Mojokerto itu.

Alasan bupati MKP membuka kawasan industri baru di utara sungai Brantas, selain sebagai upaya pemerataan ekonomi dan pembangunan, juga mengurangi jumlah pengangguran serta meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Dengan membuka kawasan industri di lokasi itu, mempercepat dan memudahkan sistem transportasi hasil industri untuk dibawa ke pelabuhan Tanjung Perak maupun Bandara Juanda, dengan dibangunnya akses jalan tol Surabaya – Mojokerto (Sumo).

Menurut Bupati MKP, pencapain pertumbuhan ekonomi Kab. Mojokerto tahun 2010 di atas pertumbuhan ekonomi Provinsi Jatim dan Nasional, yakni 6,74% dengan pendapatan per kapita Kab. Mojokerto tahun 2010 mencapai Rp 15.130.859/tahun. Pendapatan perkapita masyarakat di Kab. Mojokerto selama 4 tahun naik 41%.

Sementara jumlah investasi yang masuk dari tahun 2009 - 2011 untuk penanam modal asing (PMA) 35 perusahaan dan sementara penanam modal dalam negeri (PMDN) 15 perusahaan. Total jumlah industri sampai akhir tahun 2012 lalu tercatat 148 industri menengah besar dan 721 industri kecil mikro. Sedangkan untuk 37 industri PMA, diantaranya berasal dari Jepang, Taiwan, Korea, Inggris, Belanda, Amerika, India, serta China.

Produk industri unggulan ekspor di Kab. Mojokerto antara lain, kertas, tembakau, alat musik, alas kaki, patung batu, logam, cor kuningan, benang, minuman dan MSG. Dengan tujuan ekspor Amerika, Eropa, Asia dan Australia.

Potensi peluang investasi di Kab.Mojokerto sangat besar. Sekarang Pemkab Mojokerto menyiapkan puluhan ribu hektare untuk lahan industri yang tersebar di Kec. Jetis, Kemlagi, Dawarblandong, Ngoro, dan Kec, Mojoanyar. Di Kec. Jetis terdiri dari 11 desa. Kec. Dawarblandong, 17 desa dan Kec. Kemlagi, 15 desa.

Menurut Bupati MKP, Kab. Mojokerto letaknya strategis, karena terdapat situs pusat Kerajaan Majapahit, ada jalan tol Surabaya – Mojokerto (Sumo) kini pembangunannnya sudah mencapai lebih 95%. Luas wilayah Kab. Mojokerto 969.36 km2 dengan posisi strategis 50 km dari ibukota Propinsi Jawa Timur.

Selain itu di Kab. Mojokerto sudah terpasang jaringan Gas dan Air Bersih (PDAM).

Untuk mendukung supaya transportasi lancar kini Pemkab Mojokerto getol memperbaiki, melebarkan serta meningkatkan kualitas infrastruktur jalan dan jembatan di Mojokerto.

Untuk tahun 2013 ini Pemkab Mojokerto mengalokasikan dana sedikitnya Rp 200 miliar untuk perbaikan infrastruktur jalan.

Bupati tidak hanya memperbaiki jalan raya saja, namun juga mengalokasikan dana perbaikan jalan poros desa dan kecamatan sekitar 1000 Km tersebar di Kab. Mojokerto. Selain itu semua jalan yang berpotensi ekonomi akan diperlebar minimal 6 meter sampai 12 meter.

Biantoro, pengusaha mainan anak-anak dari Tangerang mengatakan, dia datang ke Kab. Mojokerto survei lokasi kawasan industri baru itu. Hasil survei ini akan dipakai kajian bagi manejemen untuk pengembangan usaha di Kab. Mojokerto.

Lahan yang dibutuhkan sekitar 100 hektare. Survei itu menyangkaut letak lahan, akses jalan dan transportasi ke Pelabuhan Tanjung Perak, harga tanah, upah tenaga kerja, serta pengurusan izin. “Kami survei lokasi di Kab. Mojokerto dua hari. Jika membuka industri di Kab. Mojokerto, pabriknya akan membutuhkan tenaga kerja tahap awal minimal 500 orang,” katanya

Sedangkan, Shie Liang pengusaha makanan ringan asal Jateng mengatakan, dia datang ke Kab. Mojokerto karena ingin membandingkan lokasi ini dengan lokasi di Sukodono Kab. Sidoarjo untuk industri makanan ringan yang dikirim ke luar negeri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar