Minggu, 10 April 2011

Situs Bersejarah Bunker Balai Kota Surabaya Dibuka


Surabaya kaya akan bangunan bersejarah peninggalan Belanda. Salah satunya adalah cagar budaya berupa gedung Balai Kota, tempat Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menjalankan tugas sehari-hari.
Bangunan yang dibangun di masa Belanda ini ternyata dilengkapi bunker di bawah gedung. Pada Minggu (10/4), Risma menunjukkan bunker itu kepada khalayak umum. Di antaranya pegawai pegadaian yang saat itu mengikuti acara di Balai Kota, pengunjung dari Sampoerna Heritage, dan beberapa warga.
“Ayo sini, ada bunker,” ajak Risma kepada warga di dekatnya. Wali kota yang sempat diusulkan untuk dimakzulkan oleh DPRD ini pun memimpin mereka berjalan menuju bunker.
Bangunan bawah tanah itu dilengkapi lobi seluas tiga meter kali tujuh meter. Namun, udara di lobi sebelum masuk bunker sangat pengap dan panas.
“Ada dua pintu bunker, sebelah kiri menuju kediaman dan sebelah kanan menuju depan Balai Kota,” kata Risma.
Di ujung bangunan bunker terdapat dua tangga yang menempel di dinding sisi barat dan timur. Tangga itu terbuat dari besi tebal dan mengarah ke pintu bunker. Ketika pintu dibuka, pengunjung melihat lorong panjang dan gelap dengan diameter kurang lebih satu meter.
Anak tangga ini tingginya sekitar semeter dengan kemiringan 30 derajat. Panjang bunker ini ke arah kediaman wali kota diperkirakan sekitar 300 meter. Orang harus masuk satu per satu dengan cara merangkak.
Pekerja pembersih bunker membersihkan dan mengecat lobi bunker dalam dua pekan terakhir. Dinding dicat warna putih, pintu dan tangga masuk bunker dicat hitam. Dua pintu bunker itu juga dibuka agar ada sirkulasi udara.
Risma menambahkan, selama ini belum ada pegawai pemkot yang masuk ke dalam. Sebab, dikhawatirkan ada gas yang membahayakan. “Sampai sekarang saya belum mengizinkan orang yang masuk lebih dalam lagi,” ucap Risma.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surabaya, Wiwiek Widayati sudah mendapatkan perintah dari Risma untuk membuka bunker itu sebagai wisata sejarah dan heritage. Sebelum dibuka untuk umum, pihaknya masih mempelajari denah bunker itu.
“Bangunan ini (bunker) sudah puluhan tahun tidak difungsikan. Karena itu perlu disurvei lebih dan dibersihkan dulu. Ketika sudah siap, baru bisa dibuka untuk umum,” kata Wiwiek.
Namun, Wiwiek belum bisa memastikan kapan bunker itu bisa dinikmati masyarakat luas. Yang jelas, kata Wiwiek, pihaknya perlu berkoordinasi dengan banyak pihak terlebih dulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar