Senin, 20 Mei 2013

Air Konsumsi Warga Diwaspadai Penuh Bakteri

BATU – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu mewaspadai air di sejumlah permukiman warga yang tidak layak konsumsi. Sebagai antisipasinya, frekuensi uji kualitas air minum warga bakal diperbanyak.

Kepala Dinkes Kota Batu, Endang Triningsih, mengatakan, hasil evaluasi pada tahun lalu ada sejumlah titik permukiman warga yang airnya dipenuhi bakteri yang bisa menimbulkan diare atau sakit perut bagi mereka yang mengkonsumsi.

“Saya lupa persisnya di titik mana saja air minum warga dari sisi bakteriologinya cukup tinggi. Tapi selama ini tidak ada kejadian serangan penyakit perut sampai skala besar di Batu,” kata Endang, Minggu (19/5).

Pada tahun lalu, kata dia, uji kualitas air di permukiman warga tidak bisa dilakukan secara maksimal. Selama satu tahun maksimal hanya bisa dilakukan sepuluh kali uji kualitas. Minimnya pengujian itu karena kendala anggaran dan ketiadaan peralatan.

Selama ini air konsumsi warga Batu dibawa ke laboratorium di Kota Malang untuk diuji. “Tahun lalu kalau tidak salah hanya sekitar sepuluh kali uji air. Butuh biaya tinggi untuk itu karena kami tidak memiliki peralatan sendiri. Pada tahun ini, kami bakal memiliki peralatan sendiri dan bisa lebih maksimal lagi,” papar Endang.

Pada tahun ini Dinkes mengalokasikan anggaran sebesar Rp 290 juta untuk pengadaan alat uji kualitas air. Dengan adanya peralatan itu, pengujian bisa dilakukan sendiri sampai pada mengetahui hasilnya. Meski dari sisi anggaran untuk pelaksanaan uji air minim, tapi keberadaan alat itu bisa mempermudah pekerjaan.

“Anggaran Dinkes itu kan memang minim, tapi kalau punya peralatan sendiri bisa lebih fleksibel lagi. Selain itu pengujian juga bisa dilakukan secara merata di tiga kecamatan,” ujar Endang.

Terkait uji air di sejumlah sungai dan sumber air, Endang menyebut kewenangan itu ada di Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Batu. Sedangkan tugas Dinkes hanya menguji air di rumah warga untuk kebutuhan konsumsi sehari – hari.

“Kalau untuk menguji kualitas air di sungai sampai sumber air itu bukan ranah kita. Dinkes hanya berkewajiban memantau air di pemukiman apakah layak konsumsi warga atau tidak,” pungkas Endang. zar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar